Kepulauan Anambas Daerah Penghasil Migas, BBM Jenis Pertalite Kembali Langka di Tarempa

Foto Doc Istimewa. (Republika) Ilustrasi Wilayah Perairan Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau, Sebagai Penghasil Minyak dan Gas, Rabu (16/5).

Anambas – Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite kembali hilang dan langka di daerah penghasil Migas, Kabupaten Kepulauan Anambas khususnya di Kota Tarempa.

Sebagai daerah penghasil Migas, hal ini tentu membuat heran dan pertanyaan bagi masyarakat Anambas sendiri. Pasalnya, hal seperti ini bukan terjadi satu atau dua kali, melainkan kerap sekali kelangkaan dirasakan masyarakat.

Nita, salah satu warga Tarempa mengatakan bahwa ia sangat kesulitan mendapatkan Pertalite yang dijual oleh pedagang, bahkan ia mengaku harus memesan dengan harga yang lebih mahal dengan kenalannya agar bisa mendapatkan BBM dengan RON 90 itu.

Terpantau Media Ini, Salah Satu Penjual Pertalite di Jalan Rintis, Desa Tarempa Selatan Tampak Kosong, Dikarenakan Pasok BBM Belum Masuk.

Anambas yang telah memisahkan diri dengan Kabupaten Natuna hampir 16 tahun ini ternyata masih banyak yang perlu diperbaiki, khususnya dalam penyediaan BBM untuk masyarakat. Pemerintah diminta untuk lebih serius berperan dalam mengatasi persoalan yang telah menjadi langganan di salah satu daerah perbatasan Indonesia.

“Saya harus memesan dengan teman agar bisa bekerja, itupun dapatnya cuman 1 botol dengan harga 20ribu, ada juga yang menawarkan namun dengan harga yang lebih mahal. Langka minyak memang udah sering, pemerintah tolonglah carikan solusi,” ujar Nita kepada Media ini, Kamis ( 16/4/2024).

Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian dan Pembangunan Setda Anambas, Yohanes menjelaskan bahwa langkanya BBM pertalie di Siantan Tarempa disebabkan salah satu kapal sub penyalur mengalami perbaikan dan kapal cadangan yang membawa kuota ternyata tidak cukup untuk memenuhi pasokan kebutuhan masyarakat Anambas.

Langkanya Pertalite di Anambas dikarenakan kapal pengangkut BBM sedang rusak dan dalam perbaikan. Kapal cadangan yang mengangkut 40 ton juga telah diturunkan untuk mengatasi hal ini, tetapi tidak mencukupi karena kebutuhan minyak itu tidak hanya untuk kendaraan motor atau mobil saja, tetapi juga untuk kebutuhan kapal speed boat antar pulau. Jumlah kendaraan masyarakat pun semakin banyak,” ucap Yohanes.

Dirinya menambahkan, agar masalah kelangkaan BBM bisa di minimalisir untuk tidak terjadi lagi, pemerintah telah berkoordinasi dengan pihak Pertamina Riau untuk dapat menambah kouta BBM sub penyalur milik Enggan.

“Sudah kami koordinasikan tinggal putusannya saja dari pertamina apakah diacc atau tidak. Nah perkiraan saya kalau kapal sub penyalur Mui sudah selesai tiga hari ke depan minyak sudah masuk ke Anambas,” tambahnya.

Menurut Yohanes, hilangnya BBM dari kapal cadangan kemungkinan besar terjadi karena panic buying yang dilakukan oleh masyarakat, sehingga membuat pasokan minyak yang ada menjadi hilang dalam sehari. Untuk itu, pihaknya akan melakukan pengawasan  lebih ketat agar menghindari hal serupa terjadi di kemudian hari.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *