Tanjungpinang — Meningkatnya jumlah pengangguran dan terbatasnya lapangan kerja mendorong berbagai pihak untuk mencari solusi yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Salah satunya adalah organisasi Penjahit Indonesia Raya (PIR), yang hadir dengan misi memberdayakan masyarakat melalui pelatihan keterampilan menjahit dan pengembangan usaha kecil menengah (IKM), Kamis (22/5/2025).
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Ketua Umum PIR, Aries Sunan, CI, melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Di sana, Ketum PIR bertemu dengan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PIR Kepri, Abdulah Mustafa, dan jajaran pengurus untuk membahas program kerja organisasi.
Dalam pertemuan tersebut, Aries menyampaikan dua fokus utama PIR, yaitu pelatihan keterampilan menjahit dan pengembangan IKM.
“Kami mendirikan PIR ini untuk wadahnya para penjahit. Kemudian, saya ke Kepri membawa dua hal yakni pelatihan pemberdayaan sumber daya manusia agar orang yang tidak bisa menjahit kedepannya bisa menjahit bersertifikat dan yang kedua dapat mengembangkan menjadi Industri Kecil Menengah (IKM),” ujarnya, Rabu (21/5).
Ia menilai, pelatihan seperti menjahit dapat menjadi solusi konkret menghadapi isu pengangguran yang terus meningkat.
“Saat ini negara Indonesia sedang isunya banyak pengangguran apalagi nanti lulusan sekolah juga makin banyak. Nah, saya justru mendorong khususnya Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dapat membuat kegiatan-kegiatan pelatihan, salah satunya seperti menjahit,” terangnya.
Aries menjelaskan, DPP PIR telah melatih ribuan orang secara gratis, bekerja sama dengan kementerian dan dinas terkait.
“DPP PIR terus memberikan dukungan kepada DPW PIR di daerah-daerah. Perlu diketahui juga, DPP sendiri sudah membuat pelatihan menjahit untuk 1.300 orang bahkan sampai penempatan kerja melalui program Kementerian Perindustrian. Baru-baru ini juga di Disnaker, saya ngelatih 680 orang. Semuanya tanpa dipungut biaya,” jelasnya.
Sebagai bentuk keseriusan, DPP PIR juga berencana menghadirkan peralatan produksi ke Kepri dalam waktu dekat.
“Rencana, insya Allah, di bulan depan, mesin jahit akan turun di Kepulauan Riau. Sehingga, kita bisa produksi bagi yang sudah bisa menjahit, bagi yang belum diwajibkan ikut pelatihan. Selain itu, konsep IKM diharapkan dapat berjalan,” katanya.
Ia menambahkan, pelatihan bisa berasal dari inisiatif organisasi PIR maupun dukungan pemerintah daerah.
“Pelatihan menjahit nantinya bisa dari organisasi PIR atau dorongan dari Pemerintah Daerah untuk program tepat sasaran,” tuturnya.
Lebih lanjut, Aries meminta DPW PIR Kepri segera melakukan audiensi dengan pemerintah provinsi agar program PIR dapat bersinergi dengan kebijakan daerah.
“DPW PIR Kepri harus segera audiensi bersama pak gubernur, agar dapat menyampaikan visi dan misi PIR karena bisa membantu pemerintah mengentaskan pengangguran,” sebutnya.
Untuk mendukung keberlanjutan program, DPP PIR juga tengah menyiapkan perusahaan berbasis katalog guna mengikuti lelang pengadaan seragam sekolah dan membuka peluang kerja sama dengan pelaku usaha lokal.
“DPP PIR juga sudah menyiapkan perusahaan versi katalog 6 untuk bisa ikut serta dalam lelang pemerintah yang berkaitan produksi pemesanan seragam sekolah, bahkan jika ada garmin atau konveksi yang bisa bersinergi dengan PIR kita bisa menukar orderan atau pekerjaan,” jelasnya.
Selain itu, DPW PIR Kepri diharapkan dapat menjadi mediator dalam persoalan hubungan kerja antara pelaku usaha dan penjahit.
“DPW PIR Kepri juga bisa melakukan mediasi antara permasalahan pemilik garmin dengan pekerja penjahit seperti hak upah,” ungkapnya.
Aries pun menutup pernyataannya dengan optimisme terhadap potensi Kepri menembus pasar internasional.
“Saya melihat potensi wilayah di Provinsi Kepri sangat tinggi, bahkan kita harus bisa tembus ke pasar internasional seperti ke negara Thailand, Singapore dan Malaysia karena pemodal kita sudah siap,” tutupnya. (R.4z)