TPA Ganet Penuh Tantangan: Alat Tua, Sampah Menggunung, Investor Masih Melirik

Gunungan sampah di TPA Ganet Kota Tanjungpinang, Kamis(26/6).

Tanjungpinang – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berlokasi di daerah Ganet, satu-satunya lokasi pembuangan sampah di Kota Tanjungpinang, diperkirakan hanya mampu bertahan hingga 10 tahun ke depan. Gunungan sampah yang terus meninggi dan keterbatasan lahan menjadi peringatan serius bagi Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang untuk segera mengambil langkah strategis dalam pengelolaan sampah.

Pantauan di lapangan pada Selasa (24/6) lalu, kondisi TPA tersebut terlihat semakin padat. Sampah menumpuk membentuk bukit besar, sementara sejumlah alat berat tampak terus bekerja meratakan dan menutup lapisan sampah dengan tanah. Meskipun metode controlled landfill masih diterapkan, kapasitas tampung TPA terlihat semakin terbatas.

Seorang petugas di lokasi yang enggan disebutkan namanya mengatakan, umur teknis TPA ini tidak lama lagi.

“Paling ya 10 tahun lagi, kalau nggak ada perluasan atau pengolahan yang lebih bagus,” ungkapnya.

Menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tanjungpinang dilansir dari Google, volume sampah yang masuk ke TPA Ganet setiap harinya mencapai rata-rata 90 hingga 105 ton. Bahkan secara keseluruhan, produksi sampah kota bisa mencapai sekitar 400 ton per hari, namun hanya sekitar 160 ton yang diangkut ke TPA. Hal ini menunjukkan keterbatasan armada pengangkut dan sistem distribusi sampah yang belum merata.

Kepala UPTD TPA Ganet, Asa’at Siregar, menjelaskan kondisi terkini pengelolaan sampah di TPA Ganet.

“Satu harinya 90 atau 95 ton, pada tahun 2024 total sampah kita selama setahun kurang lebih sekitar 18.751 ton, dan di tahun 2025 dihitung sampai bulan Juni ini sekitar 8 ribuan ton,” ungkap Asa’at saat dikonfirmasi melalui sambungan via telpon whatsapp, Kamis(26/6/2026).

Ia juga menyebutkan bahwa volume sampah bisa meningkat tajam pada hari-hari besar keagamaan dan perayaan tertentu.

“Terkadang banyaknya sampah ini tergantung ada acara dan hari besar, misalnya pas Hari Raya Idul Fitri kemarin bisa sampai 100 ton per hari,” tambahnya.

Namun pengelolaan di lapangan menghadapi sejumlah kendala, terutama dari sisi peralatan operasional.

“Ada kendalanya, pertama alat-alat kita sudah pada tua, jadi kalau alat-alat sudah tua tentu akan mempengaruhi kerjaan. Pak wali kota sudah membuat proposal bantuan alat kepada Pemprov Kepri dan terkait lahan sudah kami usulkan juga kepada pimpinan,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menyebutkan kondisi teknis TPA Ganet saat ini.

“Luas lahan TPA Ganet kita kurang lebih 14 hektar, sistem kita saat ini metodenya control landfill,” ucap Asa’at.

Asa’at juga mengungkap adanya ketertarikan pihak asing untuk mengelola sampah di Tanjungpinang.

“Kemarin, ada investor dari Belanda kalau tak salah saya yang sedang melirik dan menghitung-hitung untuk mendaur ulang sampah,” katanya.

Ia menilai penambahan lahan bukan solusi permanen, dan mengusulkan perlunya penerapan teknologi modern.

“Menurut saya, kondisi di Kota Tanjungpinang kan semakin lama bakal banyak penduduk dan perumahan. Sehingga, kalau menambah lahan untuk TPA itu hanya jangka pendek tetapi lebih bagusnya ada alat teknologi yang canggih untuk mendaur ulang lebih efektif,” ungkapnya.

Ia juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mengatasi persoalan sampah.

“Sebenarnya persoalan sampah ini bukan kuncinya di kami, melainkan dari hulunya yakni masyarakat juga harus mengurangi produksi sampah. Harus ada kerjasama dengan seluruh elemen untuk menangani sampah,” ujarnya.

“Saat ini kita mengurangi sampah di TPA Ganet dengan mendaur menjadi kompos dan dibantu juga dengan saudara-saudara kita pengumpul barang bekas,” tutup Asa’at.

Sementara itu, upaya konfirmasi telah dilakukan kepada Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, terkait rencana jangka panjang pemerintah dalam menangani persoalan ini. Namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Wali Kota. (R.4z)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *