Inovasi Poltekkes Tanjungpinang Dalam Pengolahan Air dengan memanfaatkan Limbah Hasil Laut

Dosen Poltekkes Tanjungpinang, Iwan Iskandar, bersama tim dan warga menunjukkan instalasi filter air bersih yang memanfaatkan limbah laut di salah satu rumah warga, Kamis (14/8).

Tanjungpinang – Air bersih masih menjadi barang mahal di Kota Tanjungpinang apalagi saat musim kemarau. Meski dikelilingi laut biru dan dikenal sebagai surga kuliner, kota pesisir ini kerap bergulat dengan air keruh, rasa payau, dan bau besi terutama untuk masyarakat yang berada pada daerah pesisir pantai. Kandungan logam berat seperti besi (Fe) dan mangan (Mn) pun sering melampaui batas aman.

Masalah itu memantik inisiatif tiga dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang: Iwan Iskandar, Hevi Horiza, dan Mutia Yuhesti. Mereka merancang sistem filtrasi dengan mengkombinasikan beberapa medium diantaranya pasir silika, manganis, arang aktif, dan kitosan dari cangkang siput gonggong, Dimana Siput Gonggong merupakan ikon kuliner Tanjungpinang dan cangkang yang dihasilkan biasanya berkahir menjadi limbah.

Dikatakan Iwan Iskandar, bahwa medium filtrasi yang digunakan “Pasir silika untuk menyaring partikel, manganis mengikat logam, arang aktif menghilangkan bau, dan kitosan menggumpalkan partikel halus sekaligus mengikat logam berat,” katanya kepada Media ini, Kamis (14/8/2025).

Kegiatan Pengabdian masyarakat ini mendapat dukungan dari Ibu Kepala Puskesmas Mekar Baru, Ibu Kader Posyandu Lavender dan Bapak RT 002 kampung Sidomulyo. Dalam Kegiatan pengabdian Masyarakat di Kampung Sidomulyo RT 02/RW 013, Kelurahan Batu Sembilan, Kecamatan Tanjungpinang Timur, mereka menyerahkan satu unit filter berkapasitas 1.050 liter lengkap dengan pipa saluran, kran, media filter, dan pelatihan perawatan. Mahasiswa pun ikut terjun dalam kegiatan ini, tidak hanya sekadar belajar teknologi, tapi juga berlatih berkomunikasi dan memberdayakan masyarakat.

Iwan Iskandar mengajak awak media melihat sumur belakang rumah Sugeng yang airnya jernih dan tidak payau.

Bagi salah satu warga RT 002/RW 13 Kampung Sidomulyo bernama Sugeng, mengatakan bahwa hasilnya langsung terasa.

“Sekarang airnya bisa digunakan untuk kegiatan masak memasak. Dulu harus beli galon dan harus mengangkat air untuk keperluan Mandi Cuci Kakus,” ujarnya yang juga sebagai penerima manfaat.

Ia mengaku bantuan itu membuat hidupnya lebih ringan dan bantuan tersebut tidak hanya alat saja, tapi satu paket lengkap.

“Terima kasih banyak kepada Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang. Bantuan ini sangat berarti bagi kami,” pungkasnya.

Inovasi ini menjadi contoh bagaimana kearifan lokal berpadu dengan ilmu pengetahuan untuk menjawab masalah mendasar di daerah kepulauan. Dari limbah dapur, cangkang gonggong saat ini menjadi penyaring air sumber kehidupan. (T.4z)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *